Lahan Kritis Eks Tambang Timah Islamic Center Disulap Menjadi Lahan Pertanian Produktif

PANGKALPINANG (KM) – Jika ada kemauan, di situ pasti ada jalan. Pepatah bijak ini menjadi dasar pemikiran para pewarta yang tergabung dalam Himpunan Pewarta Indonesia (HPI) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel).

Falsafah bijak itu pun kini dibuktikan dengan “menyulap” suatu kawasan lahan kritis eks tambang menjadi lahan yang bermanfaaat. Lahan tersebut selain ditanam sorghum juga digunakan untuk penanaman tanaman buah semangka.

Alhasil, sejumlah bibit tanaman buah semangka tersebut kini telah tumbuh subur dan berkembang dengan baik. Bahkan dalam waktu dekat ini tanaman buah semangka yang ditanam oleh pihak HPI Babel di kawasan lahan milik Pemprov Babel, tepatnya Islamic Center Parit Enam, bakal siap dipanen.

Kepada pers, Adityawarman, wakil ketua Bidang Humas dan Antar Lembaga HPI Babel menyampaikan di lokasi lahan Islamic Center Parit Enam yang dikelola oleh HPI Babel selain ditanam sorghum saat ini juga ditanam semangka, dan direncanakan bulan depan akan dipanen.

“Ada sekitar setengah hektar yang sudah HPI Babel tanam semangka selain sorghum, sebagai uji coba untuk melihat tanaman apa yang cocok dikembangkan di lahan kritis seperti ini,” ujar Adit saat ditemui jurnalis Babel di lokasi Kebun Sorghum HPI Babel Islamic Center Parit Enam, Selasa 11/6.

Sementara itu, Ketua HPI Babel Rikky Fermana menyampaikan bahwa pemanfaatan lahan kritis atau lahan eks lokasi penambangan pasir timah di kawasan Islamic Center milik Pemprov Babel telah lama terpikirkan olehnya untuk dilakukan restorasi dan pemanfaatannya agar bisa memberikan contoh adanya sinergitas dan kerjasama yang saling mendukung dan bermanfaat.

“Sebenarnya sudah lama terpikirkan oleh saya bagaimana menanfaatkan kembali lahan kritis yang sudah porak-poranda ini. Impian saya tak lain semata-mata ingin mewujudkan lahan kritis ini menjadi surga untuk tanaman semangka selain tanaman sorghum,” ujar Rikky.

Selain itu ia juga berharap kegiatan yang dilakukan oleh pihaknya dapat menjadi contoh bagi para organisasi pewarta/jurnalis lainnya yang ada di Babel.

“Jadi jauhkanlah sifat iri dan dengki. Mari berpikir positif untuk kemajuan sesama profesi. Kebersamaan dan kekompakan serta saling menghormati sesungguhnya adalah modal utama untuk kita menjadi besar,” pesannya.

Reporter: Dedy w
Editor: HJA

Komentar Facebook

Leave a comment

Your email address will not be published.


*