Saudi, UEA, Bahrain dan Mesir Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Qatar

(KM) – Kerajaan Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain dan Mesir telah memutuskan hubungan diplomatik serta semua hubungan darat, laut dan udara dengan Qatar, menuduh keemiran Teluk Persia itu sebagai pendukung terorisme dan mencampuri urusan internal negara-negara tetangganya.
Bahrain merupakan negara pertama mengumumkan keputusannya tersebut pagi ini, setelah menuduh Doha mencampuri urusan internalnya. Kantor berita milik negara di Bahrain mengumumkannya dalam sebuah pernyataan singkat yang mengumumkan bahwa warganegara Qatar yang berada di Bahrain telah diberi waktu selama 14 hari untuk angkat kaki dari Kerajaan Bahrain, seraya menegaskan kembali bahwa keputusan tersebut karena Doha “mendukung terorisme dan mencampuri urusan dalam negeri” Manama.
Saudi Arabia, Egypt, UAE, & Bahrain Cut Diplomatic Ties, Shut All Borders With Qatar https://t.co/6VIfozwdtx pic.twitter.com/hGISfBv4kE
— Javier Requena (@FJavierRequenaL) 5 Juni 2017
Dengan dalih “melindungi keamanan nasional,” Arab Saudi kemudian melakukan hal serupa, memutuskan semua hubungan diplomatik dengan Doha dan menutup jalur transportasi darat, laut dan udara dengan Qatar. Dalam pernyataan resminya, pemerintah Arab Saudi juga “menghimbau agar semua negara dan perusahaan yang bersaudara dengan kami untuk mengambil langkah serupa.”
Dalam sebuah pernyataan yang dikutip oleh kanal berita RT, koalisi militer pimpinan Arab Saudi yang kini tengah menggempur Yaman juga mengumumkan bahwa Qatar telah dikeluarkan dari koalisi tersebut, menuduhnya telah “mendukung kelompok teroris Al Qaeda dan ISIS”.
Langkah drastis tersebut diikuti pula oleh Mesir, dengan Kementerian Luar Negeri Mesir mengumumkan dalam sebuah pernyataan resmi yang dikutip oleh Sputnik bahwa pihaknya memutuskan semua hubungan diplomatik dengan Doha dan menutup semua pelabuhan dan wilayah udaranya terhadap semua kendaraan laut dan udara milik Qatar. Mesir juga menuduh negara Teluk Persia itu sebagai pendukung kelompok “teroris”, termasuk organisasi Ikhwanul Muslimin.
Sementara itu, Uni Emirat Arab memberikan waktu 48 jam bagi diplomat Qatar untuk hengkang dari negara itu karena “dukungan, pendanaan dan perangkulan terhadap organisasi teroris, ekstremis dan sektarian,” menurut kantor berita resmi WAM.
Ketegangan antara Arab Saudi dan Qatar pecah pada akhir Mei lalu ketika sebuah artikel dilansir di kantor berita resmi Qatar yang mengutip Emir Qatar, Hamad bin Khalifa al Thani, mengkritisi Amerika Serikat, Arab Saudi dan negara sekutunya atas upaya menciptakan ketegangan dengan “kekuatan Islam” Iran.
Kantor berita tersebut juga mencuit bahwa Menteri Luar Negeri Qatar menyatakan bahwa negaranya akan menarik dubes-dubesnya dari Kuwait, Bahrain, Mesir, Arab Saudi dan UEA.
Pemerintah Qatar kemudian mengatakan bahwa kanal berita nasionalnya telah diserang hacker dan pernyataan-pernyataan yang dikutip dari Emir Qatar dan Menteri Luar Negerinya telah direkayasa. Namun bantahan resmi tersebut, yang dikeluarkan berulang kali, gagal untuk menghentikan ketegangan memuncak antara negara-negara Arab itu.
Media Saudi, seperti yang dikutip oleh kanal berita Press TV, menyerang Qatar dengan kata-kata pedas, menuduhnya telah “mengkhianati” negara-negara Arab, khususnya di saat mereka berupaya menunjukkan “persatuan” dalam menghadapi dominasi Iran.
Arab Saudi dan UEA juga telah memblokir akses kepada semua website dan media Qatar, termasuk kanal berita terkemuka Al Jazeera. Menteri Luar Negeri Qatar Mohammed bin Abdulrahman Al Thani kemudian mengatakan bahwa negaranya telah menjadi target kampanye media yang ganas, dan pihaknya tidak akan tinggal diam.
Reporter: HJA
Leave a comment