Bantuan RTLH Masih Belum Sentuh Sebagian Warga Jakarta

Bagian dalam rumah Satimah alias Mpok Eneng (65), warga Cibubur, Jakarta Timur (dok. KM)
Bagian dalam rumah Satimah alias Mpok Eneng (65), warga Cibubur, Jakarta Timur (dok. KM)

JAKARTA (KM) – Pesatnya pertumbuhan ibukota bukan berarti kesejahteraan warganya turut meningkat secara merata, meskipun hal tersebut, sebagaimana mestinya, merupakan tujuan dari kebijakan-kebijakan pemerintah, seperti program bantuan “Bedah Rumah” atau disebut juga dengan bantuan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH), yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas hidup masyarakat miskin di semua daerah di Indonesia dengan memberikan bantuan renovasi terhadap rumah-rumah warga yang dinilai tidak layak huni.

Di kota pusat perhatian nasional ini, masih ada warga masyarakat yang luput dari perhatian pemerintah, hidup dalam kondisi yang memprihatinkan, dengan kondisi rumah yang di ambang keruntuhan, mengancam keselamatan, bahkan nyawa, penghuninya.

Diantaranya, Satimah alias Mpok Eneng (65), yang beralamat di RT 01/02 Kelurahan Cibubur, Kecamatan Ciracas Jakarta Timur. Nenek tua ini tinggal di bangunan yang sudah sangat tua, dengan atap plafon jebol, sebagian rumahnya roboh, genteng-genteng yang sudah retak-retak dan berjatuhan, sehingga melompong pandangan dari dalam rumah terlihat langsung tembus ke luar beratapkan langit.

Sebagian atap rumah Mpok eneng runtuh sehingga pandangan dari dalam langsung menatap langit. (dok. KM)

Sebagian atap rumah Mpok eneng runtuh sehingga pandangan dari dalam langsung menatap langit. (dok. KM)

Lebih rawannya lagi, ketika turun hujan deras disertai angin membias, air hujan pun kemana-mana. Wajarlah, Mpok Eneng sangat khawatir rumahnya itu akan ambruk di atas keluarganya. Dari dalam, terlihat pandangan yang kumuh layaknya rumah yang dibiarkan tidak terurus, karena apalah daya keluarga Mpok Eneng yang ingin memperbaiki, namun dari faktor ekonomi yang kurang mampu, tidak sanggup untuk membeli bahan bangunan.

Menurut Mpok Eneng saat ditemui KM Jumat 30/6, pemerintah terkait semestinya langsung tanggap dengan keadaan rumahnya “yang tidak layak sekali untuk dihuni”.

Ia menerangkan, pihak Kelurahan pernah mensurvei rumahnya itu, namun hingga kini tidak terlihat realisasi bantuannya.

“Sementara pihak Kelurahan pernah mensurvei dan memotret tetapi tidak ada realisasinya,” keluhnya.

“[Kami] berharap agar pemerintah dapat merespon dan bisa mensejaterahkan rumah saya yang tidak layak ini,” tutupnya.

Reporter : Man/Red/HJA
Editor: HJA

Komentar Facebook

Leave a comment

Your email address will not be published.


*


KUPAS MERDEKA
Privacy Overview

This website uses cookies so that we can provide you with the best user experience possible. Cookie information is stored in your browser and performs functions such as recognising you when you return to our website and helping our team to understand which sections of the website you find most interesting and useful.