KUPAS KOLOM RAMADHAN: Indahnya Bersyukur

Oleh: Andi Hasan, Pengasuh Ponpes Muta’allimin, Bogor
“Dan ingatlah akan janji Tuhanmu yang apabila kamu bersyukur atas nikmat yang Kuberikan kepadamu, pasti akan Ku-tambahkan nikmat tersebut. Namun, jika kamu mengingkari nikmat tersebut, sesungguhnya azab-Ku teramat pedih.” Q.S. Ibrahim: 7
Manusia adalah makhluk yang luar biasa unik dengan segala kesempurnaan yang Tuhan anugerahkan kepadanya. Ditambah dengan eksistensi akal fikirannya, menjadikan makhluk yang satu ini mendapat kedudukan yang lebih mulia dibanding dengan makhluk ciptaan lainnya.
Tak pelak keberadaan penciptaan manusia oleh Tuhan ini mengusik eksistensi iblis yang sudah terlebih dahulu diciptakan. Sifat api yang mudah panas, membuat iblis murka, iri, dan dengki lalu menunjukkan kepongahan dan penolakan tatkala Tuhan yang menciptakannya memerintahkan untuk bersujud kepada Adam, manusia pertama yang diciptakan Tuhan.
Karena iblis meyakini bahwa dirinya lebih hebat dan mulia daripada Adam. Dan karena kepongahannya tersebut, maka terusirlah iblis dari surga tempatnya bernaung. Dari sinilah episode “pertarungan” iblis dan manusia dimulai, dimana iblis akan senantiasa berupaya untuk menggoda, menghasut, serta memanipulasi akal fikiran manusia supaya jauh dari melaksanakan ketentuan dan ketetapan yang Tuhan titahkan serta berupaya menjadikan manusia menjadi pengikut dan punggawanya hingga akhir zaman nanti.
Selain memiliki sifat angin (mudah terbawa/membawa situasi) dan air (tenang/menghanyutkan), manusia juga memiliki sifat pembawaan iblis yaitu api (mudah menyulut/tersulut).
Melalui sifat-sifatnya yang unik tersebut, iblis melakukan aksinya dengan terlebih dahulu meracuni hati dan fikirannya, disinilah tantangan berat yang dihadapi manusia untuk senantiasa menjaga kebeningan hati dan fikirannya hingga akhir zaman nanti.
Kehadiran para Nabi dan Rasul sejak awalnya adalah sebagai penuntun dan penunjuk jalan, agar manusia tidak tersesat dari jalan-Nya menuju keselamatan hidup baik di dunia maupun di akhirat kelak. Ajaran dan petunjuk yang diwahyukan Tuhan kepada utusan-utusanNya telah diwariskan kepada para pemuka agama yang taat dan hingga kini masih dapat dipelajari dan amalkan sebagai pedoman dan tuntunan hidup.
Diantara tuntunan yang sangat dianjurkan adalah dengan senantiasa memupuk rasa syukur agar terus berkembang dan berbunga, karena dengan memiliki rasa syukur tersebut akan membuat hati dan fikiran menjadi lebih tenang dan terang. Dengan bersyukur, akan membuat hidup lebih mulia, karena rasa syukur akan senantiasa mengarahkan sikap dan perilaku ke arah yang positif.
Bersyukur saat bahagia datang dan tetap bersyukur tatkala kesedihan datang, karena dalam setiap kejadian terkandung hikmah didalamnya. Dengan bersyukur akan membuat hidup dan kehidupan menjadi bahagia, karena bukan bahagia yang menjadikan manusia bersyukur, tapi sebaliknya, karena rasa syukurlah yang menjadikan manusia bahagia, disinilah letak keindahan dari bersyukur.
Disarikan oleh: Ajat/HJA
Leave a comment