Jalan Surabaya, Pusat Penjualan Barang Antik yang Terkenal Hingga Mancanegara

Jalan Surabaya, pusat penjualan barang-barang antik yang terkenal di bilangan Cikini, Jakarta Pusat (dok. Ruli/KM)
Jalan Surabaya, pusat penjualan barang-barang antik yang terkenal di bilangan Cikini, Jakarta Pusat (dok. Ruli/KM)

JAKARTA (KM) – Siapa yang tidak kenal jalan ini Jalan Surabaya? Jalan yang panjangnya kurang lebih 500 meter ini menghubungkan Jalan Cikini dan Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, dan merupakan destinasi berburu barang antik dan klasik yang sangat terkenal di Indonesia bahkan sampai mancanegara.

Saat disambangi wartawan KM, Jumat 30/9, ketua pengelola pedagang Jalan Surabaya, Nanang, mengatakan bahwa pedagang Jalan Surabaya ini sudah ada dari tahun 1968, dan baru diresmikan oleh Gubernur Ali Sadikin pada tahun 1974. “Kami berdagang disini dilindungi Perda serta ada di bawah naungan Dinas Kepariwisataan dan Kementerian KUKM,” tambahnya.

Tampak aneka barang  klasik unik dan antik dijual disini. Namun perlu ketelitian pembeli untuk bisa membedakan antara barang antik asli dan replika. Ketika ditemui awak KM, Endis, salah satu pedagang yang sudah bertahun-tahun berjualan di lokasi ini menuturkan, “Kebanyakan pedagang sekarang hanya menjual barang klasik bukan antik, menjual barang klasik lebih mudah daripada menjual barang antik sebab dikhawatirkan barang antik banyak yang palsu dan duplikat alias aspal,” ujar Endis.

Lanjut Endis, “perbedaan barang klasik dan antik terletak pada kekhususan barang. Seperti tahun pembuatan dan jumlah produk terutama si pembuatnya.”

“Setiap barang antik sudah tentu klasik tapi belum tentu barang klasik itu bisa dikatakan antik, dan biasanya barang antik memiliki sejarah tersendiri, bersertifikasi dan teregistasi dari Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, untuk menjualnya harus di depan notaris,” tegasnya.

Nanang, salah satu pedagang barang antik, menambahkan, “Pengunjung di tempat ini bervariasi, biasanya dari ekonomi menengah keatas, sebab walaupun barang yang dijual branded alias merek terkenal, [tapi tempat ini] pernah dikunjungi Bill Clinton dan Mahatma Gandhi, ini merupakan sebuah pembuktian bahwa Jalan Surabaya memang sudah dikenal turis lokal dan mancanegara.”

Pada kesempatan itu juga pada pedagang mengungkapkan harapan mereka, yakni agar pemerintah tidak merelokasi mereka ke tempat lain. “Karena jalan Surabaya sudah menjadi cagar budaya di DKI Jakarta dari dulu hingga kini,” tutup Nanang. (Rully)

Komentar Facebook

Leave a comment

Your email address will not be published.


*