Siswa SMPN 19 Tangsel Meninggal Dunia Diduga Korban Bullying
Jakarta (KM) — Kembali terjadi Kasus dugaan bullying yang dialami siswa SMPN 19 Tangsel MH atau Muhamad Hisyam (13 tahun) di lingkungan sekolah. Korban meninggal dunia hari ini, Minggu (16/11/2025), usai menjalani perawatan di rumah sakit selama sepekan akibat luka yang diderita usai dianiaya teman sekolahnya.
Kabar duka tersebut dibenarkan kuasa hukum keluarga, Alvian. Ia menyampaikan bahwa pihak keluarga menerima informasi langsung dari kerabat yang mendampingi korban di rumah sakit.
“Pukul enam pagi, keluarga di rumah mendapat kabar dari paman korban yang menjaga di rumah sakit,” ucap Alvian, saat dihubungi, Minggu (16/11/2025).
Mendapatkan kabar tersebut, keluarga segera menuju RS Fatmawati untuk menjemput jenazah korban.
“Ini keluarga lagi OTW (on the way) ke rumah sakit,” tambah Alvian.
Pihak keluarga pun memohon doa dari masyarakat agar almarhum mendapat tempat terbaik serta keluarga diberi kekuatan.
“Minta doanya ya, untuk almarhum,” tutupnya.
Sementara itu, Kapolres Tangsel, AKBP Victor Inkiriwang, mengatakan pihaknya telah memeriksa enam orang terkait kasus ini. Namun, ia tidak merinci siapa saja mereka.
“Sudah ada enam orang saksi yang telah kami periksa. Keenamnya termasuk dari pihak sekolah atau guru. Kami juga masih menunggu kesiapan dari keluarga untuk dilakukan penyelidikan,” ucap Victor di rumah duka, Minggu (16/11/2025).
Victor memastikan kasus itu akan ditangani secara profesional. Proses hukum akan berjalan sesuai dengan aturan yang berlaku.
“Kami akan melihat apakah memang ada terjadinya tindak pidana di dalamnya, kemudian juga kami akan menyelidiki apakah sakit yang diderita oleh korban, diduga ini berkaitan dengan tindak pidana,” ujar Victor.
Polisi juga memintai keterangan saksi ahli dari rumah sakit yang sempat menangani perawatan terhadap korban siswa kelas VII tersebut. “Karena ada rentetanya. Sebelum di dokter (rumah sakit) Fatmawati juga, ada rumah sakit juga yang menangani secara awal,” ucap Victor.
Orang tua korban juga akan dimintai keterangan. Namun, Victor belum memastikan kapan waktu pemeriksaan tersebut.
“Nanti akan dijadwalkan dari pihak orang tua korban akan memberikan keterangan kepada penyelidik,” ujar Victor.
KPAI Minta Penyebab Kematian Diungkap
Sementara itu, Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Diyah Puspitarini saat dikonfirmasi mengatakan proses hukum harus berjalan. Penyebab kematian korban juga diungkap.
“Kami berharap proses hukum berjalan. Hak anak yang meninggal dunia, yaitu mendapat kejelasan penyebab kematian dan tidak mendapatkan stigma negatif, tetap harus ditegakkan,” tuturnya saat dikonfirmasi, Minggu (16/11/2025).
KPAI, lanjut Diyah, menyerahkan proses penyelidikan kepada pihak kepolisian yang lebih berwenang mengusut kasus tersebut.
“Kami menyerahkan pada pihak kepolisian yang lebih berwenang,” tambahnya.
Lebih lanjut Diyah juga turut mendoakan almarhum. “Kami turut prihatin dengan kejadian ini, semoga ananda husnul khatimah,” ucapnya.

Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Diyah Puspitarini saat dikonfirmasi wartawan mengatakan proses hukum harus berjalan. Penyebab kematian korban juga diungkap
Korban Bullying Alami Mata Rabun, Kaki Seperti Lumpuh
Sebelumnya, seorang siswa kelas 1 SMPN 19 Tangsel berinisial MH (13) mengalami luka-luka di bagian kepalanya viral di media sosial. Diduga siswa tersebut menjadi korban bullying teman kelasnya.
Kejadian tersebut viral di media sosial Instagram @seputartangsel. Akun tersebut menuliskan kiriman dari kakak korban yang berisi ‘adik saya kena korban pembullyan di SMPN 19 Tangsel pada tanggal 20 Oktober 2025, bagian kepalanya dipukul pakai kursi sekolah yang besi. Sehari setelah pembullyan itu dia baru ngadu ke keluarga karna sudah gakuat nahan sakit di kepalanya’.
Aksi bullying itu diduga telah terjadi sejak Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS). Puncaknya, pada Senin (20/10/2025), kepala korban dikabarkan dipukul menggunakan bangku berbahan besi.
Kakak korban, Rizki, menyebut setelah kejadian itu kondisi fisik adiknya menurun drastis. Tubuh siswa Kelas VII itu bahkan tak bisa digerakkan dengan baik, seperti lumpuh.
“Yang paling parah, dipukul kursi di kepalanya. Si korban baru cerita semua pas kejadian sudah parah. Kalau yang lainnya enggak pernah cerita, ini berani cerita karena sudah ngerasa sakit parah,” kata Rizki, Senin (10/11/2025).
Rizki menyebut, adiknya sempat dirawat di salah satu rumah sakit swasta di Kota Tangsel. Karena kondisinya semakin parah korban dirujuk ke Rumah Sakit Fatmawati, Jakarta Selatan.
“Kondisi sekarang sangat memprihatinkan. Badan sudah enggak bisa dibawa jalan, lemas semua seluruh tubuhnya, mata sedikit rabun, sering pingsan, dan enggak mau makan,” tandasnya.
MH meninggal dunia pada Minggu (16/11/2025) pagi di RS Fatmawati usai kondisi kesehatannya terus menurun. Ia dimakamkan di pemakaman keluarga di Ciater, Serpong, sore ini.
Reporter: ****Rwn
Leave a comment