Kepolisian Berhasil Ungkap Pabrik Rumahan Tembakau Sintenis 1 Ton di Bogor

BOGOR (KM) – Sat Narkoba Polres Bogor bersama Dit Narkoba Polda Jawa Barat berhasil mengungkap sebuah clandestine laboratory yang beroperasi di sebuah perumahan Sentul, Babakan Madang, Sentul, Bogor. Pada Senin (3/2).

 

Laboratorium rahasia tersebut, yang merupakan pengungkapan terbesar di wilayah Polda Jawa Barat, diduga memproduksi narkotika jenis tembakau sintetis yang siap edar. Selain itu, petugas juga menemukan biang atau bibit cairan sintetis (MDMB Inaca) yang telah dikemas dalam botol parfum.

 

Dalam penggerebekan tersebut, dua tersangka berhasil diamankan di lokasi. Tersangka pertama, berinisial HP (34 tahun), diduga berperan dalam produksi narkotika jenis tembakau sintetis, sedangkan tersangka kedua, berinisial AA (23 tahun), juga terlibat dalam kegiatan produksi tersebut.

 

Barang bukti yang berhasil disita terdiri dari sebanyak 50 dus yang masing-masing berisi 20 bungkus tembakau murni, dengan total berat mencapai 1.000 kilogram, semua tembakau tersebut telah dituangkan di atas terpal dan dicampur dengan bahan-bahan prekursor sehingga menghasilkan 1 ton narkotika sintetis siap edar.

 

Selain itu, ditemukan pula 125 botol spray berukuran 50 ml berisi cairan MDMB Inaca, 20 jerigen yang memuat 282 liter cairan MDMB Inaca, 479,6 gram serbuk MDMB Inaca, dan dua alat semprot berukuran 6 liter yang berisi cairan MDMB Inaca.

 

Modus operandi yang dilakukan oleh para tersangka adalah dengan menyamarkan lokasi produksi narkotika di tengah-tengah pemukiman masyarakat. Dari jaringan yang tertangkap, dua orang lainnya dengan inisial B dan E telah masuk ke dalam Daftar Pencarian Orang (DPO), di mana keduanya diduga berperan sebagai pengendali dalam produksi narkotika jenis tembakau sintetis. Saat ini, pengejaran terhadap mereka masih terus dilakukan oleh pihak berwajib.

 

Para tersangka yang berhasil diamankan akan dijerat dengan pasal-pasal dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, antara lain Pasal 113 ayat (2), Pasal 114 ayat (2), atau Pasal 112 ayat (2) juncto Pasal 132 ayat (1). Ancaman hukum yang dihadapi meliputi pidana mati, pidana penjara seumur hidup atau penjara minimal 5 tahun dan maksimal 20 tahun, serta pidana denda mulai dari Rp1 miliar hingga Rp10 miliar.

 

Reporter: Septiawan

Komentar Facebook

Leave a comment

Your email address will not be published.


*