Aktifis KIB: Jutaan Rakyat Hadiri Kampanye AMIN, Penegasan Rakyat Ingin Perubahan
JAKARTA (KM) – Kampanye akbar terakhir Anies Muhaimin (AMIN) di Jakarta International Stadium (JIS) Jakarta pada Sabtu (10/2) ini adalah penegasan rakyat ingin perubahan yang hanya bisa dilakukan paasangan AMIN.
Hal ini diungksp Aktifis KIB Andriyanto Andri yang langsung berada di lokasi kampanye akbar tersebut. “Dari fly over tanjung priok yang berjarak 2 km, jikalau normal tidak lebih 15 menit, mesti Saya tempuh 2 jam, sangat antusias jutaaan orang berjejal dengan langkah pasti menunju JIS yang dari semalam JIS sudah penuh,” ungkapnya.
“Animo tinggi publik ini sudah terbaca saat pengumuman untuk dapatkan slot bangku, ternyata lebih dari 5 juta yang mendaftar,” ujarnya.
“Saya yang ikuti juga dalam Kampanye Akbar terakhir Capres 2019 di GBK Senayan menilai, atmosfir rakyat 10kali lipat antusiasme otentik dari rakyat. Ini yang tidak terjadi di tahun 2019 yang kental suasana partisan. Keseluruhan acarapun sangat Ke-Indonesiaan,” katanya.
Sang Calon Wapres Muhaimin Iskandar yang memang berlatar belakang santri dan cucu dari pendiri NU, Rais Aam ke- 3 NU, KH Bisri Syamsuri berpidato akan kedepankan etika. “Meningkatkan dana desa, ketersediaan pupuk yang terjangkau dan tersedia selalu,” ujarnya.
Pidato Colon Presiden Anies Baswedan menaatakn agenda perubahan akan di tunaikan denganmengembalikan Indonesia ke jalur yang benar.
“Tidak akan ada lagi Wakanda, sebuah ideom buruk dari film Hollywood sebuah negeri yang tidak beraturan,” ungkapnya.
Anies Baswedan akan jadikan Indonesia kembali ke cita- cita kemerdekaan yakni Indonesia yang adil makmur dan sejahtera.
“Maka harustegas terhadap koruptor, tegas terhadap komprador yang menjual sumber daya alam (SDA) dan tegas terhadap oligarki,” tegasnya.
Aktifis Andri menilai kehadiran jutaaan orang ini akan menjadi ‘effect deterence’ kepada penyelenggara Pemilu untuk tidak main- main dengan suara rakyat.
“Karena publik menilai Pemilu ini sangat mungkin terburuk dengan ikutnya kontestasi putra Presiden yang melabrak konstitusi/ tidak sesuai etik.
Reporter: Aa/ rso
Editor: red
Leave a comment