Abaikan Protes Pemilik Lahan, Developer ISPI Group Turunkan Beking Lagi, Dua Pihak Nyaris Bentrok

DEPOK (KM) – Aksi protes warga pemilik lahan terhadap pengembang ISPI Group terus berlanjut. Alih-alih menyelesaikan tuntutan warga yang merasa lahannya dirusak dan diserobot sewenang-wenang, manajemen ISPI Group justru menurunkan sejumlah oknum preman untuk membekingi pelaksanaan proyek jalan dan jembatan yang berlokasi di wilayah kecamatan Sawangan, kota Depok itu.

Dari keterangan Viktor selaku Kuasa pemilik lahan, pihaknya sudah memperingatkan pihak ISPI sejak 4 bulan lalu sebelum dimulainya proyek pembuatan jalan dan jembatan, karena dalam site plan akan melalui sebagian lahan milik warga. Hal tersebut pun sudah diakui pihak ISPI saat terjadi proses pengukuran dan pihak ISPI menyatakan akan melakukan penawaran dan mempertimbangkan membeli bila harganya miring.

“Kami marah dan kecewa pak, PT ISPI bukannya segera menyelesaikan hak pemilik lahan, justru malah menurunkan bantuan sejumlah personil TNI beberapa waktu lalu. Namun setelah diskusi, sejumlah anggota TNI tersebut pun ditarik mundur agar tidak mencoreng nama baik institusinya,” ungkap Viktor saat diwawancarai media ini di lokasi aksi (27/2/2024).

“Hari ini kami melakukan aksi kembali karena terhitung sudah 2 kali banner yang kami pasang dilahan kami dicopot sejumlah oknum preman yang disewa pihak ISPI sejak minggu lalu. Jadi tuntutan kami adalah soal penyerobotan lahan,” jelasnya.

“Silahkan saja anda para preman sewaan menjalankan tugas, tapi jangan sekali-kali melakukan provokasi dan mengganggu aksi kami, kami akan lawan karena ini soal hak dan harga diri kami,” tegasnya berapi-api.

Viktor menambahkan, ISPI Group merupakan pengembang besar dan sudah sepatutnya berbisnis dengan etika dan taat hukum.

“Malu lah punya nama dan proyek besar tapi masih mengabaikan hak-hak pemilik lahan. Ini pasti ada oknum orang dalam yang sudah biasa bermain dan mencari keuntungan pribadi,” ketusnya.

“Yang jaga di sini juga tahu kok, kalau lahan ini memang bukan punya ISPI, ini lahan ada SHM nya resmi dari BPN sudah berpuluh-puluh tahun lalu, jadi ISPI jangan semena-mena di sini, semua ada aturan hukumnya,” ungkapnya kesal.

Dari pantauan media, diketahui pihak pemilik lahan juga mendapat dukungan dari sejumlah lembaga termasuk ormas BPPKB Banten untuk mengantisipasi tekanan dari pihak ISPI Group. Pihak kepolisian dan Babinsa setempat pun sudah memonitor kondisi lapangan untuk mengantisipasi terjadinya benturan.

“Dari rekaman suara yang saya terima, pencopotan banner kemarin atas perintah oknum Marinir bernama Hendro dan itu jelas-jelas tindakan provokasi yang bisa menciptakan suasana konflik. Mohon kepada pimpinan TNI AL untuk menindak oknum yang berpotensi mencoreng nama besar TNI,” imbuh Viktor.

“Setelah kejadian nyaris bentrok hari ini, saya atas nama keluarga sekaligus kuasa pemilik lahan menegaskan kembali bahwa areal yang saat ini sudah dibangun jalan dan jembatan penghubung, sebagian lahannya berada di atas tanah milik Daniel Arif Muroy berdasarkan SHM no.00407,” terang Viktor.

“Karena ini sudah masuk pidana murni perusakan dan penyerobotan lahan, dan pihak ISPI Group malah terkesan menantang, maka tidak ada hambatan lagi untuk kami tempuh jalur hukum,” ujarnya.

“Jadi ini bukan lagi peringatan, karena kami sudah bosan di PHP pihak ISPI, dan kami akan langsung berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk realisasikan LP penyerobotan dan perusakan lahan,” tegasnya.

“Kalau soal perijinan bangun jembatan, IMB dan lainnya ke dinas terkait, saya tidak tahu apakah ISPI sudah mengantongi ijin, nanti ada tim investigasi khusus dari lembaga yang akan bergerak, teman-teman media boleh ikut memantau,” pungkasnya.

Dalam pemberitaan sebelumnya, diinformasikan bahwa aksi demo tidak hanya dilakukan oleh pemilik lahan, namun juga diikuti oleh sejumlah peternak ikan yang menuntut ganti rugi akibat gagal panen sehingga rugi ratusan juta karena empang-empangnya kebanjiran dampak dari proyek pembangunan jalan ISPI Group yang melintasi areal peternakan ikan warga.

Reporter : Sudrajat
Editor : redaksi

Komentar Facebook

Leave a comment

Your email address will not be published.


*