Koalisi Ijo Biru (KIBB) dan Universitas Hasanudin Makasar Gelar Millenials Talk ’Dialog Peran Pemuda’

Koordinator KIB Habil Marati mengemukakan paparannya dalam Milennials Talk di Universitas Hasanuddin Makasar pada Jumat (8/12/2023)

MAKASAR – Koalisi Ijo Biru (KIBB) berkolaborasi dengan Universitas Hasanudin, Makasar menggelar Millenials Talk/ dialog bertema “Menggagas Peran Pemuda Memilih Presiden 2024’ yang dilaksanakan di Universitas Hasanudin pada Jumat (8/12/2023) yang  dikuti ratusan mahasiswa dari berbagai fakultas.

 

Koordinator KIB Habil Marati/Koord KIB mengungkapkan putusan Mahkaha Konstitusi (MK) N0 90 adalah salah satu puncak dari upaya rezim Jokowi yang ingin memperpanjang kekuasaan ketika gagal dimulai dari 3 periode dan perpanjangan masa jabatan.

 

“Ini harus diwaspadai dari Calon Presiden, calon dari produk cacat hukum dan dinasti,” tegasnya.

 

Habil Marati meminta mahasiswa untuk lebih cermat melihat ‘background’ (latar belakang –red) Capres, dimana posisi Anies, Prabowo dan Ganjar saat reformasi. ”Jadi sandingkan, jangan dibandingkan,” harapnya.

 

Habil Marati juga memberikan kritik terhadap IKN (Ibu Kota Nusantara) yakni:

  1. Membaca pernyataan Presiden Jokowi soal pembangunan IKN bertujuan untuk pemerataan ekonomi dan keadilan menunjukan Jokowi tidak memahami apa kaitannya Pemindahan IKN dengan pertumbuhan ekonomi dan keadilan.

 

“Justru semakin banyak dana ratusan triliun dari APBN yang di kucurkan kepada IKN menurut saya bertentangan dengan fungsi APBN itu sendiri sebagai fungsi stimulus pembangunan berkelanjutan dan pemerataan pembangunan,” terangnya.

 

  1. Pemikiran Jokowi soal pembangunan IKN di Penajam Kalimantan Timur sebagai pemerataan pembangunan dan keadilan justru telah mengabaikan rasa keadilan sebagian besar masyarakat Indonesia sebab Daerah/ Propinsi lain juga akan berpikir untuk memperjuangkan pembangunan IKN di daerahnya agar tercipta pemerataan ekonomi dan rasa keadilan.

 

“IKN bisa berpindah setiap tahun atau setiap 10 tahun karena ada tuntutan dari daerah/ propinsi lain,” ujarnya.

 

Apa benar Rakyat kalimantan membutuhkan pembangunan IKN untuk mendapatkan Pemerataan Ekonomi dan pembangunan berkeadilan?.

 

“IKN bukan untuk pemerataan Pembangunan dan pertumbuhan tapi sebagai pusat pemerintahan,” tegasnya.

 

“Rakyat Kalimantan membutuhkan pengelolaan kekayaan alamnya berkeadilan, memunuhi hajat hidup mereka serta menjamin terlaksananya keadilan sosial,” katanya.

 

“Terlebih lagi ada kekeliruan fatal Jokowi bila IKN jadi alasan pertumbuhan ekonomi, nanti daerah lain menutut hal sama (minta dibangunkan IKN).  Pasangan AMIN akan membawa Indonesia mendapatkan masa depan yang lebih baik,” kilahnya.

 

Mantan Wakil Ketua KPK Saut Situmorang mengatakan rezim Jokowi memundurkan pemberantasan korupsi, bahkan KPK di jadikan bawahan Presiden.

 

“Maka Mahasiswa harus pilih AMIN yang akan membawa KPK ke marwah sebagai lembaga independen.  Saya yakin AMIN miliki integritas dengan ‘track record’ yang teruji,” katanya.

 

Geisz Chalifah mengatakan track record pemimpin melebihi dari gimick pencitraan yang tidak mencerdaskan publik.

“Jika mahasiswa kritis akan bisa peroleh informasi bagaimana Anies Baswedan miliki ‘succes story’ dari karya membangun Jakarta,” ungkapnya.

 

Narasumber Rocky Gerung mengatatakan ‘defisit demokrasi’ terjadi era Jokowi ketika otoriterisme mirip Orba. ”Bahkan untuk berbeda pendapatpun harus dikriminalisasi,” tegasnya.

 

Untuk itu latar belakang Capres harus jadi pencermatan , jangan pilih Capres dari bagian rezim Jokowi. Rocky Gerung optimis jika mahasiswa sudah kembali pulih akan kawal proses pemilu.

 

Rocky Gerung yakini Pemilu akan berjalan tidak normal karena Jokowi ketakutan karena banyak proyek mercusuar yang terindikasi KKN sehingga harus ada perubahan.

 

Diskusi dilanjutkan tanya jawab yang kritis melibatkan peserta yang juga hadir di luar kampus Unhas,

 

Diskusi dihadiri pula Yasin Kara, Sirojudin Wahab dan Andrianto Andri yang tidak pernah absen agenda Koalisi Ijo Biru (KIB).

 

Co: Aa

Editor: red

Komentar Facebook

Leave a comment

Your email address will not be published.


*