Perhelatan Bogor Fest Dikritik Tokoh Pelestari Tradisi dan Pelaku Budaya

BOGOR (KM) – Perhelatan Bogor Fest kabupaten Bogor yang diadakan di stadion Pakansari beberapa hari ini menyisakan kekecewaan bagi para tokoh pelestari tradisi dan pelaku budaya di Kecamatan Caringin.
Pasalnya, salah satu rangkaian acara, yaitu helaran oleh setiap kecamatan di kabupaten Bogor, dinilai tidak mencerminkan kekayaan budaya yang terdapat di Kecamatan Caringin, terutama pencak silat aliran Cimande.
Salah satu tokoh pelestari tradisi dan pelaku budaya Kecamatan Caringin yang hadir dalam acara tersebut mengatakan bahwa ia merasa sedih melihat peserta dari kecamatannya sangat tidak mencerminkan tradisi mereka.
Ia menyebutkan bahwa pencak silat aliran Cimande merupakan icon dari Kabupaten Bogor, bahkan Jawa Barat. Pencak silat aliran Cimande juga telah menjadi bagian dari acara temu karya taman budaya se-Indonesia, mewakili Jawa Barat.
Ia juga mempertanyakan keterlibatan camat Caringin dalam acara tersebut.
“Camat tidak banyak melibatkan lingkungan seni di Kecamatan Caringin, malah mengajak salah satu sanggar yang ada di kecamatan lain, yang kebetulan masih keluarga beliau,” ungkapnya.
Sementara itu, Camat Caringin Kabupaten Bogor, H Suhud Suhudiah, hingga berita ini ditayangkan, masih enggan memberi tanggapan.
Kekesalan para tokoh pelestari tradisi dan pelaku budaya Kecamatan Caringin tersebut dapat dipahami. Pencak silat aliran Cimande merupakan salah satu kekayaan budaya yang dimiliki Kabupaten Bogor.
“Pencak silat ini telah ada sejak ratusan tahun yang lalu dan telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat di Kecamatan Caringin,” jelasnya..
Acara Bogor Fest seharusnya menjadi momentum untuk memperkenalkan kekayaan budaya Kabupaten Bogor kepada masyarakat luas.
Namun, jika salah satu rangkaian acara, yaitu helaran, tidak mencerminkan kekayaan budaya yang ada, maka acara tersebut akan menjadi antiklimaks.
Camat Caringin seharusnya lebih bijaksana dalam mengambil keputusan. Ia seharusnya melibatkan lingkungan seni di Kecamatan Caringin dalam acara tersebut agar helaran dapat mencerminkan kekayaan budaya yang ada.
Bogor, KM – Perhelatan Bogor Fest yang diadakan di Stadion Pakansari, Kabupaten Bogor, beberapa hari lalu, menuai kritik dari tokoh pelestari tradisi dan pelaku budaya. Salah satu rangkaian acara yang dikritik adalah helaran oleh setiap kecamatan di Kabupaten Bogor.
Salah satu tokoh pelestari tradisi dan pelaku budaya Kecamatan Caringin, yang enggan disebutkan namanya, mengatakan bahwa peserta helaran dari Kecamatan Caringin tidak mencerminkan kekayaan budaya yang terdapat di Kecamatan Caringin, dalam hal ini Pencak Silat Aliran Cimande.
“Kami selaku bagian dari pelestari tradisi dan pelaku budaya dalam hal ini Pencak Cimande merasa sedih, melihat peserta dari kecamatan kami sangat tidak mencerminkan tradisi kami dalam hal ini seperti Salancaran, perebut seeng pepedangan dan lain-lain,” kata tokoh tersebut.
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa Pencak Cimande bukan hanya ikon dari Kabupaten Bogor, tetapi juga Jawa Barat. Hal ini terbukti dengan pencak silat aliran Cimande menjadi bagian dari acara temu karya taman budaya se-Indonesia, mewakili Jawa Barat.
“Masyarakat Kabupaten Bogor mempertanyakan di mana ikon Kabupaten Bogor khususnya, Kecamatan Caringin dalam hal ini Pencak Aliran Cimande,” ujarnya.
Tokoh pelestari tradisi dan pelaku budaya tersebut juga mengungkapkan bahwa ia dan rekan-rekannya tidak banyak dilibatkan dalam persiapan helaran Kecamatan Caringin.
Menurutnya, Camat Caringin lebih banyak melibatkan sanggar dari kecamatan lain, yang kebetulan masih familinya.
Sementara itu, Camat Caringin Kabupaten Bogor, H. Suhud Suhudiah, hingga berita ini diturunkan, masih enggan memberikan tanggapan.
Kritik terhadap helaran Kecamatan Caringin ini menunjukkan bahwa masyarakat Kabupaten Bogor masih sangat menjunjung tinggi nilai-nilai tradisi dan budaya.
Mereka berharap bahwa pemerintah daerah dapat lebih memperhatikan dan melestarikan budaya lokal.
Reporter: Ki Medi
Editor: red
Leave a comment