Siswa SMAN 1 Wonosari Antusias Ikuti Pelatihan Jurnalistik

Siswa SMA Neger 1 Wonosari ikuti pelatihan jurnalistik

Klaten (KM) – SMA Negeri 1 Wonosari, Kabupaten Klaten menggelar Basic Training Jurnalistik, Photography dan Broadcasting bagi pemula di sekolah setempat pada Senin sampai Selasa, (26-27/12/2022).

Kepala SMAN 1 Wonosari Sutrisno yang diwakili Guru Mata Pelajaran Sosiologi, Dwi Mulyono mengatakan, dari pelatihan dasar jurnalistik, fotografi dan broadcasting yang direncanakan berlangsung dua hari ini diharapkan menghasilkan entry point yang bermanfaat bagi semuanya.

“Terima kasih kepada pengurus ekstra kurikuler fotografi yang telah mempersiapkan kegiatan ini. Terima kasih juga kepada para narasumber yang akan berbagi ilmu, dan anak-anak yang telah berpartisipasi (mengikuti pelatihan ini) di saat libur sekolah. Ini luar biasa. Prei direwangi berangkat, itu kan luar biasa. Jadi, peserta pelatihan ini termasuk orang-orang pilihan,”ujarnya.

Mantan wartawan TA TV itu menyatakan, kegiatan pelatihan ini akan berkelanjutan.

“Setelah anak-anak menerima informasi, materi dan sebagainya (dari pelatihan ini), maka silahkan diterapkan dalam keseharian kita. Kebetulan, sekolah ini punya Majalah Diksi. Kita berencana mau membuat website online. Karena lebih enak (dalam pengelolaan). Kita juga punya media Radio Elite FM. Selain itu, kita juga ada ekstra kurikuler fotografi. Maka, silahkan anak-anak terus belajar dan berkarya,”ucapnya.

Sementara itu Narasumber L.Sukamta dalam pelatihan ini menyampaikan materi bertajuk “Jurnalistik Itu Asyik”.

Ia menjelaskan, jurnalistik berasal dari kata journalism yang berarti mengumpulkan dan melaporkan berita (gathering and reporting news).

“Kata jurnalistik sendiri berarti hal ihwal yang menyangkut kewartawanan dan persuratkabaran. Atau, kegiatan menyiapkan, menulis, dan mengedit untuk surat kabar, majalah, atau terbitan berkala lainnya,” paparnya.

Alumni Jurusan Sosiologi Fisip UNS ini menerangkan, tulisan jurnalistik itu bisa berbentuk berita atau straight news, laporan atau reportase, feature atau karangan khas (tuturan), tajuk rencana atau editorial, artikel atau opini, dan lainnya.

Wartawan media online ini menyampaikan, dalam menulis berita, penulis (wartawan) biasanya menggunakan rumus umum yaitu 5W dan 1H, yang merupakan kepanjangan dari What (apa), Who (siapa), When (kapan), Where (di mana), Why (mengapa), dan How (bagaimana).

“Sedang sifat bahasa jurnalistik itu adalah lugas (pembaca mengerti maksudnya), singkat (tidak berbelit-belit, bertele-tele), padat (sarat informasi), sederhana (dapat dipahami berbagai kalangan), lancar (keteraturan urutan, runtut), menarik (memuat berbagai nuansa, gambaran yang utuh), dan sebagainya,” jelasnya.

Belajar dari pengalaman selama 28 tahun menjadi jurnalis, maka warga Dukuh Garuman, Desa Kalitengah, Kecamatan Wedi ini berpesan kepada peserta pelatihan untuk terus belajar dan berlatih menulis.

“Belajar menulis itu ibarat belajar berenang. Jadi, praktek langsung sambil belajar teori. Tulisan (apapun bentuknya) punya ”kekuatan” dan pengaruh. Selain itu, profesi penulis atau jurnalis selalu akan berprospek. Maka, mulailah belajar menulis dari sekarang,”imbuhnya.

Pelatihan dasar jurnalistik, fotografi dan broadcasting ini mendapat tanggapan yang baik dari peserta. Anak-anak antusias mengikuti pelatihan dan serius memperhatikan materi yang disampaikan narasumber.

Sejumlah pertanyaan pun disampaikan ke narasumber. Seperti bagaimana prospek kerja jurnalistik, cara menangkal berita hoax, dan sebagainya.

Rep: Arf

Editor: Redaksi

Komentar Facebook

Leave a comment

Your email address will not be published.


*