Proyek Betonisasi di Perum Griya Asri 2 Konsultan Buat Surat Teguran, Aktivis: BPK Diminta Lakukan Pemeriksaan

Proyek diduga tidak sesuai spesifikasi kubikasi yang tercantum di dalam Rencana Anggaran Biaya (RAB)

Bekasi (KM) – Meski sudah menjelang akhir tahun 2022 ini, proyek peningkatan Jalan Lingkungan (Jaling) di Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Pemukiman dan Pertanahan (DPRKPP), membuat hasil kegiatan tidak maksimal.

“Seperti, pekerjaan jalan lingkungan Jl. Bakung 1 Perum Griya Asri 2 Blok AA2 RT 004 RW 051 Desa Sumberjaya, Kecamatan Tambun Selatan, yang dikerjakan CV. Azizah Putri Tunggal diduga serat kecurangan.

Karena, dari pantauan tim media di lokasi pekerjaan ditemukan lubang yang sengaja digali pihak kontraktor untuk jebakan mengambil sampel beton (core drill), agar volume ketebalan betonisasi sesuai spesifikasi.

“Tidak hanya itu saja, untuk plastik sheet penahan obat beton pun tidak dipasang dengan full melainkan hanya di bagian pinggir.

Atas temuan itu, awak media mencoba untuk mempertanyakan hal tersebut ke konsultan pengawas yang bernama yudi, dan dirinya mengatakan sudah membuat surat peneguran kepada pihak kontraktor, karena ada beberapa poin rincian kita tulis, seperti plastik tidak full, waktu pelaksanaan tidak ada pemberitahuan dan lubang jebakan Core drill

“Waktu ditanyakan terkait jebakan Core drill, Yudi mengatakan, nanti waktu dilakukan core drill kita akan geser, tidak di bagian titik yang di buat lubang,”kata Yudi waktu dihubungi Kupasmerdeka.com melalui telepon.

Saat ditanyakan soal volume keseluruhan, lanjut Yudi menjelaskan, untuk volume di Rencana Anggaran Biaya (RAB) panjang 165 meter, lebar 4 meter, dan penebalan 15 cm.

“Terkait jumlah mobil pengiriman muatan material beton (Molen Mixer) ke lokasi pekerjaan, ia pun menjawab ada 11 mobil sampai akhir kegiatan selesai, cuma ada sebagian mobil kelokasi pekerjaan yang satu lagi,”ucapnya.

Sementara itu, Ketua Komunitas Peduli Bekasi (KPB), Yanto Purnomo mengatakan, pola permainan kontraktor seperti itu dinilai merugikan masyarakat, dan hanya untuk mencari keuntungan yang lebih besar.

“Karena, ada beberapa item spesifikasi yang tertera di RAB dikurangi. Contohnya seperti plastik sheet terpasang tidak full, padahal pengunaan plastik pengecoran jalan mempunyai fungsi sebagai lantai kerja cor beton untuk menahan resapan obat beton, agar menahan air semen tidak keluar merembes,” jelas Yanto kepada media Sabtu (10/12).

Menurut Yanto, sambung dia, kalau pengiriman cuma 11 mobil ini sudah jelas ada pengurangan kubikasi bahan material beton yang dilakukan kontraktor, dari perhitungan volume yang dijelaskan konsultan pengawas dengan panjang 165 m, lebar 4 m, dan ketinggian 15 cm.

“Kalau kita hitung secara analisa, dengan volume rumus 165m(P)x4m(L)x0.15m(T) kalau di hitung satu mobil molen muatan 7m3 artinya kebutuhan dilokasi pekerjaan 99m3 untuk pengiriman 14 mobil, namun nyatanya, pihak kontraktor hannya memesan 77m3,”jelasnya.

adanya dugaan pengurangan kubikasi pengiriman beton yang dilakukan kontraktor , Yanto meminta kepada Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) Bidang PSU untuk melakukan tindakan tegas untuk turun kelapangan.

“Ia juga mendesak BPK, agar memeriksa semua proyek yang dikerjakan CV. Azizah Putri Tunggal dan mengecek invoice surat jalan pengiriman bahan matrial proyek yang mereka kerjakan,”tegas Yanto.

Rep: Den

Editor: Red1

Komentar Facebook

Leave a comment

Your email address will not be published.


*