Komunitas “Kilau Budaya Indonesia” Muncul dari Keprihatinan Atas Minimnya Tontonan Budaya

DEPOK (KM) – Sejumlah pegiat seni dan budaya dengan berbagai latar belakang profesi berkumpul bersama dan mendeklarasikan suatu wadah bernama komunitas “Kilau Budaya Indonesia” (KBI) tepat di hari Sumpah Pemuda, berlokasi di Taman Kaldera Setu Jatijajar, Kelurahan Jatijajar, Kecamatan Tapos, Kota Depok, Jawa Barat pada Jumat, 28 Oktober 2022.

Dalam sesi wawancara dengan Kupasmerdeka.com usai pembacaan deklarasi, Daniela Diana Cahyani selaku ketua KBI mengatakan bahwa yang melatarbelakangi pendeklarasian KBI semata karena “panggilan jiwa yang digerakkan oleh Tuhan semesta alam” untuk bersama-sama berkumpul bagi semua kalangan yang memiliki kecintaan dan potensi dalam berseni budaya.

Ketua Komunitas Kilau Budaya Indonesia (KBI), Daniela Diana Cahyani (dok. KM)

“Awalnya bernama Cinta Budaya Nusantara, lalu berubah menjadi Cinta Budaya Indonesia, dan seiring berjalannya waktu, saya tergerak dengan istilah kemilau, dan setelah disepakati teman-teman, barulah kita tetapkan namanya menjadi Kilau Budaya Indonesia,” ujarnya.

Lebih lanjut, wanita yang berprofesi sebagai arsitek ini juga mengungkapkan visi misi KBI adalah untuk memajukan, mendampingi dan mensupport kegiatan kebudayaan yang ada di depan mata.

Menurutnya, komunitas-komuitas kebudayaan sudah sangat banyak, namun tidak ada tempat yang bisa memayungi kegiatan mereka. Dalam gerakan ini, Kilau Budaya Indonesia (KBI) merasa peduli pada kegiatan budaya yang ada untuk dapat menangui para budayawan ini untuk lebih maju dan mensupport mereka agar dapat masyarakat luas mengetahui keberadaan mereka, termasuk kegiatan mereka yang melestarian budaya.

“Kami ini dengan semangat mencintai dan nasionalisme merasa perlu untuk mendorong para budayawan ini untuk lebih maju, misalnya dengan kita membuat film-film tentang mereka, kita buat narasi dan posting ke media-media, terus saja begitu, dan nanti program yang dibuat akan kita labeling misalnya kebudayaan Sunda, Jawa, Sumatra, dan sebagainya, inilah arah dari program yang akan kita buat,” jelasnya.

“Inilah indahnya kalau kita bicara soal budaya, jadi semacam ada panggilan jiwa dan kita sebagai anak-anak bangsa pasti tergerak, Saya pun heran ternyata yang hadir ini diluar dugaan dari list absen yang memang sebagian besar sudah saya kenal,” tambahnya.

“Meski datang terlambat, justru ini banyak juga yang saya lihat hadir dari berbagai kalangan dan daerah, ada yang dari Sumatera Utara, Maluku, jadi ini luar biasa sekali sambutannya,” imbuhnya.

“Anggota kami sudah banyak sekali yang eksis, karena di media sosial baik FB, IG, WAG, bisa dikatakan setiap hari kita bertukar pikiran tentang segala aktivitas dan kreativitas yang mereka jalankan. Nah dari situ kita mewawancarai mereka satu per satu tentang apa yang bisa mereka lakukan dan kemudian kita kemas lalu kita share ke media,” ucapnya.

Dia menambahkan, mereka para pegiat seni budaya dengan sukarela dan penuh passion seakan menari bersama alam untuk berbudaya, jadi mereka tidak mencari uang dan ketenangan, karena jiwa mereka memang sudah begitu. Nah alangkah indahnya apabila KBI ini bisa memunculkan mereka,” ungkapnya.

Dok.KM

Terkait spot Taman Kaldera sebagai tempat deklarasi, ia menerangkan bahwa pemilik fasilitas tempat tersebut merupakan penasehat dan juga sesepuh di KBI.

“Jadi saya pikir memang ini seperti gerakan semesta yang tanpa direncanakan, saya pun yakin sekali dengan doa-doa leluhur yang mendampingi nusantara ini sehingga bisa bangkit kembali. Nah kayanya ruh-ruh ini yang tuhan pilih untuk membangun indonesia, bebernya.

Diana mengaku cukup optimis yang dengan berjalannya waktu, masyarakat yang selama ini hanya dijejali dengan tayangan-tayangan yang kurang berbudaya, pada akhirnya akan terpanggil kembali.

“Karena biar bagaimanapun, budaya itu merupakan bagian dari diri, bagian dari roh kita, di mana bumi dipijak disitu langit dijunjung, nah itu adalah diri kita sendiri,” tegasnya.

Sementara itu, Dwi Woro selaku tuan rumah acara yang juga pendiri Rumah Cinta Wayang, menyatakan sangat mendukung dan terharu dengan semakin banyaknya gerakan-gerakan melestarikan budaya.

“Di sini Kilau Budaya Indonesia melakukan deklarasi yang menjadikan dasar gerakan melestarikan budaya. Taman kaldera sendiri telah melakukan banyak kegiatan budaya yang mengundang Kilau Budaya Indonesia untuk juga turut bergabung dengan Komunitas Taman Kaldera untuk dapat bersinergi bersama dalam melestarikan budaya yang ada,” pungkasnya.

Reporter: Bagas
Editor: Sudrajat

Komentar Facebook

Leave a comment

Your email address will not be published.


*