Wakil Wali Kota Bogor Hadiri Babakti dan Ngumbah Kujang

BOGOR (KM) – Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim hadir di tengah-tengah budayawan dalam rangka Babakti Tugu Kujang di Jalan Raya Pajajaran, Kota Bogor pada Senin 20/6.
Di hadapan budayawan, Dedie mengapresiasi kegiatan Babakti Tugu Kujang tersebut. Sejatinya, lanjut Dedie, Babakti ini bagian dari rangkaian yang biasa dilakukan pada saat Hari Jadi Bogor (HJB).
“Alhamdulillah hari ini kita melaksanakan kegiatan babakti dan ngumbah kujang. Ini adalah kegiatan dalam rangkaian HJB 540. Di mana biasanya pengumbahan kujang ini dilaksanakan sebelum hari jadi namun karena beberapa hal terkait kemudian kita laksanakan setelah perayaan HJB,” ujar Dedie.
Koordinator Babakti Kujang, Tjetjep Thoriq menyampaikan, Babakti itu merupakan ritual berdoa dan bersyukur kepada sang Hyang Widi Allah SWT yang sudah memberikan kehidupan di dunia ini.
“Ini dilakukan sebagai bentuk bersyukur kepada Sang Pencipta. Mudah-mudahan senantiasa kita mendapat perlindungannya. Babakti, kita bersahabat dengan alam. Makanya kita hadirkan tanaman-tanaman sama seperti yang disiapkan oleh orang tua kita dulu,” kata Tjetjep Thoriq kepada wartawan.
Babakti dan mencuci kujang itu, kata Tjetjep, sebagai suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Sebab, selain bersyukur, perlu adanya perawatan untuk menjaga Monumen Kujang yang terpasang di atasnya dengan mencucinya.
“Kujang itu pusaka orang Sunda yang mesti dirawat. Orang tua dulu menciptakan kujang ini sangat fenomenal. Ada kujang yang bentuknya memang pisau, dan ada kujang yang bentuknya doa,” ucapnya.
Kegiatan ini, lanjut dia, dilakukan selama enam hari dan dalam pelaksanaannya tidak bisa sembarangan. Karena, kata dia, dilihat dari air yang digunakan untuk mencuci Tugu Kujang tersebut. “Airnya itu berasal dari empat sumber mata air yaitu dari Cidangiang, Cibogor, Kahuripan Kebun Raya Bogor, kemudian disempurnakan dengan sumber air kasucian Gunung Salak. Dari keseluruhan air menjadi Tri Tangtu Buana yaitu Ratu, Rama, dan Resi disempurnakan oleh air Gunung Salak itu,” katanya.
Tjetjep pun berpesan kepada masyarakat untuk senantiasa menjaga kebudayaan Bogor sampai kapanpun. “Teman-teman budayawan dan saya berharap, semua masyarakat yang hidup di Bogor, ngehirup udara di Bogor, minum air Bogor, mari sama-sama menjaga kebudayaan yang ada di Bogor,” pungkasnya.
Reporter: Ki Medi
Editor: MS
Leave a comment