Perumda PPJ: “Tak ada Penggusuran, tak ada Preman, yang ada Provokator”

Dirut Perumda PPJ Kota Bogor Muzakkir saat peletakan batu pertama Pasar Tanah Baru
Dirut Perumda PPJ Kota Bogor Muzakkir saat peletakan batu pertama Pasar Tanah Baru (dok. KM)

KOTA BOGOR (KM) – Aksi unjuk rasa sejumlah Pedagang Kaki Lima (PKL) yang biasa berjualan di Pasar Kebon Kembang di halaman Balai Kota Bogor, Senin 23/8 dilatarbelakangi oleh anggapan para PKL yang merasa tidak mendapat keadilan dari pemerintah usai melakukan penggusuran. Hal tersebut bertolak belakang dengan pengakuan pengelola pasar, dalam hal ini Perumda Pasar Pakuan Jaya (PPJ) Kota Bogor.

Menurut Direktur Utama Perumda PPJ Kota Bogor, Muzakkir, pihaknya mengklaim tidak pernah menggusur, hanya merelokasi dan disiapkan beberapa pilihan tempat di Blok A, B, dan Blok F.

“Ya sudut pandang kami Perumda PPJ, kita relokasi bukan menggusur seperti yang disampaikan aksi tersebut, kita juga siapkan tempat dari Blok A, B, hingga Blok F di pasar Kebon Kembang,” ungkap Muzakkir kepada awak media.

“Bahkan kita beri gratis selama 3 sampai 6 bulan awal, sampai mereka (PKL) jualan membaik dan ramai,” tambah Muzakkir.

Muzakkir juga menyampaikan, pihaknya juga selalu mendapat keluhan dari para pedagang di dalam pasar. “Ya kita selalu dikomplain pedagang dalam pasar, alasan sepi, karena pembeli tidak mau masuk ke dalam pasar, jadinya pedagang susah untuk bayar service charge ke PPJ,” jelasnya.

Lebih lanjut Muzakkir mengatakan, penertiban yang dilakukan bukan saat PPKM, tapi mulai Januari 2021 lalu, dan atas permintaan mereka (PKL) yang bernegosiasi meminta hingga malam takbiran 2021 lalu.

“Ya karena itulah baru bisa kita clearkan dari bulan Juli lalu,” ujar Muzakkir.

Dicap menggunakan preman dalam penertiban oleh pengunjuk rasa, Muzakkir menyatakan membantah tudingan tersebut. “Tidak benar kami menggunakan preman, tapi menggunakan tim keamanan pasar Plaza Bogor, dan itu tim resmi dari Perumda PPJ Kota Bogor,” katanya.

“Kami selalu persuasif dalam menangani PKL, kita sudah ajak bicara dan memberikan pengertian hampir setiap hari. Lokasi mereka itu bukan peruntukan jualan, tapi akses jalan orang masuk kedalam pasar,” lanjutnya.

“Ya sebagian mereka mau berjualan di dalam, tapi karena ada provokator jadinya terpengaruh. Karena sekarang ini ada juga yang sudah masuk dan berjualan di dalam,” pungkas Muzakkir.

Reporter: ddy
Editor: Sudrajat

Komentar Facebook

Leave a comment

Your email address will not be published.


*