Ingin Wilayahnya Berprestasi, Kades Sukaluyu Nanggung Galang Dukungan Warga Jadi Juara Kampung Ramah Lingkungan

BOGOR (KM) – Kepala Desa Sukaluyu, Aos, meminta warga desanya untuk mempertahankan gelar prestasi terbaik 1 dalam penilaian Kampung Ramah Lingkungan (KRL) se Kabupaten Bogor sebagaimana yang telah diraih pada tahun 2020 lalu.

Hal tersebut disampaikan Aos pada momen sosialisasi Kampung Ramah Lingkungan (KRL) sekaligus Musyawarah Desa tentang penanganan masalah sampah, di Kantor Desa Sukaluyu Kecamatan Nanggung Kabupaten Bogor, Selasa, 29/6.

“Saya minta Pak RW, Pak RT dapat menegur warga yang masih saja suka membuang sampah sembarangan, kalau perlu bawa mereka ke kantor Desa, agar bisa kita lakukan pembinaan,” ujar Aos.

Penekanan tersebut disampaikan Aos di hadapan pengurus RT, RW, Karang Taruna dan perwakilan warga, mengingat Desa Sukaluyu merupakan peraih predikat terbaik 1 Kampung Ramah Lingkungan (KRL) se Kabupaten Bogor tahun 2020.

Lebih lanjut, Aos juga mengingatkan warganya agar tidak membuang sampah di kali, sesuai aturan yang tertera pada Pasal 2 Perda no 4 Kabupaten Bogor tahun 2015.

“Kan di setiap RW sudah ada bak sampah, lalu kenapa masih ada saja warga yang membuang sampah di kali dan saluran air dibawah sana, air yang mengalir dari desa kita ini digunakan warga tidak hanya untuk mengairi sawah, tapi juga dipake buat mandi, bahkan buat wudhu, hati-hati, jika ada yang tidak senang, mereka yang membuang sampah membandel, dapat dipenjara selama 3 (tiga) bulan, atau denda 50 juta rupiah, sesuai dengan Pasal 2 Perda nomor 4 Kabupaten Bogor tahun 2015,” lanjut Aos.

Dalam musyawarah tersebut, Aos juga mengingatkan warganya agar senantiasa menjaga protokol kesehatan, dengan selalu menggunakan masker saat di luar rumah, menjaga jarak, dan sering mencuci tangan, mengingat pandemi covid-19 yang hingga hari ini masih belum menunjukkan tanda-tanda penurunan.

Selain itu disepakati pula untuk membangun lebih banyak bak sampah di setiap RW, dan warga diharapkan dapat menangani masalah sampah rumah tangga, antara lain dijadikan bahan pupuk organik, didaur ulang, dibakar, dan sampah yang memiliki nilai ekonomis, dapat dikumpulkan dan dijual.

Reporter: Hasan
Editor: Sudrajat

Komentar Facebook

Leave a comment

Your email address will not be published.


*