Selain Melakukan Pemerkosaan, Oknum Anak Anggota DPRD Kota Bekasi Diduga Paksa Gadis Remaja Layani 4-5 Pria Hidung Belang Per Hari

Ilustrasi pelecehan seksual terhadap anak
Ilustrasi pelecehan seksual terhadap anak

BEKASI (KM) – Permasalahan terus memanas perihal kasus kekerasan seksual yang diduga dilakukan oleh seorang anak anggota Dewan Kota Bekasi. Fakta terbarunya, AT (21) diduga pernah menjadikan korban sebagai PSK (pekerja seks komersial) sebelum terjadinya tindakan asusila yang telah dilaporkan ke pihak kepolisian itu.

Menurut ayah korban, sikap anaknya belakangan ini sangat berbeda. Remaja siswi SMP berinisial PU (15) itu dikatakan berubah sejak kenal dengan AT. PU belakangan menjadi “senang dandan dan jarang pulang.”

Padahal, sebelum mengenal AT, PU dikenal anak yang sangat jarang bersolek diri. Namun, sejak kenal anak anggota DPRD Kota Bekasi itu, PU kerap keluar rumah dengan berbagai alasan.

“Saya melihat perubahan diri dari mulai kosmetik, jarang pulang dan sering beralasan bohongi saya,” kata DN, Selasa 20/4.

DN tak bersikeras menegur putrinya itu atas perubahan sikap, sebab ia mengira sang anak sedang memasuki fase pertumbuhan anak remaja pada umumnya.

“Saya memantau, tapi saya tidak menekan anak saya karena saya memaklumi dia masih usia labil,” ujarnya.

Perubahan sikap PU pun terus berlanjut setiap harinya, hingga dia tak pulang selama satu minggu tanpa memberi keterangan jelas kepada orangtuanya.

“Saya tanya posisinya, lalu jawabannya berbeda. Sudah jelas ada perubahan di diri anak saya, sudah kelihatan,” papar DN.

DN mengklaim jika putrinya nekat menginap selama seminggu karena ada paksaan dari pelaku yang melarang korban pulang.

“Di luar dugaan anak pulang ke rumah. Saya tanya kenapa tidak pulang-pulang, anak saya bilang dia dilarang pulang (oleh pelaku),” jelasnya.

Sebelum kejadian pemerkosaan tersebut, DN mengaku sempat beberapa kali menasehati sang anak agar menjauhi AT. Namun korban tak menggubris dan tetap berhubungan dengan pelaku.

“Sempat juga handphonenya saya sita, tapi akhirnya saya malah kesulitan komunikasi,” ungkapnya.

Sebelumnya, PU mengaku telah diperkosa anak anggota DPRD Kota Bekasi, dan diduga mendapat kekerasan fisik dari pelaku.

Menurut Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Kota Bekasi, PU bukan saja menjadi korban pemerkosaan, tetapi juga juga terindikasi menjadi korban perdagangan orang.

Komisioner KPAD Kota Bekasi Novrian menjelaskan, dugaan pemerkosaan dan indikasi perdagangan anak di bawah umur untuk prostitusi berawal saat korban diajak bekerja oleh terduga pelaku.

“Korban awalnya diiming-imingi kerjaan untuk menjadi pekerja di (toko) pisang goreng. Agar mempermudah kerjaan, korban diminta tinggal di kosan,” kata Novrian, Selasa 20/4.

Korban menghendaki dan ikut dengan pelaku. Terduga pelaku kemudian memesan indekos di Jalan Kinan, Kelurahan Sepanjang Jaya, Rawalumbu, Kota Bekasi.

Pelaku meminta korban untuk tinggal di indekos dengan dalih menunggu pekerjaan. Namun seiring berjalannya waktu, AT menyampaikan kepada korban bahwa pekerjaan itu sudah diisi orang lain.

“Dari situ korban diduga diperkosa, kemudian baru dilakukan itu (dijual),” kata Novrian.

Terduga pelaku menjual korban kepada pria hidung belang melalui aplikasi media sosial MiChat. Adapun aplikasi media sosial tersebut diduga dioperasikan oleh AT dengan menggunakan foto korban.

Dalam satu hari, korban diminta melayani empat hingga lima orang di Indekos. AT memasang tarif Rp 400 ribu kepada pria hidung belang untuk sekali kencan dengan korban.

“Dari pengakuan korban, semua uang dipegang oleh terduga pelaku. Untuk korban dapat berapa kami belum ke arah sana karena takut korban merasa bersalah kalau kami tanya itu,” imbuh Novrian.

Sebelumnya, keluarga PU melaporkan AT ke polisi terkait dugaan pelecehan seksual. Laporan tersebut teregister dengan nomor LP/971/K/IV/2021/SPKT/Restro Bekasi Kota, Senin 12/4.

Ibu korban, LF (47), membenarkan bahwa terduga pelaku merupakan anak anggota DPRD Kota Bekasi.

“Iya itu (terduga pelaku), anak anggota DPRD Kota Bekasi,” ucapnya.

Reporter: Den
Editor: HJA

Komentar Facebook

Leave a comment

Your email address will not be published.


*