Bekas Pemulung ini Jadi Guru Porang di Indonesia

MADIUN (KM) – Sungguh tidak ada yang menyangka jika seorang pemulung yang saban hari keluar masuk kampung mencari barang rongsokan akhirnya menjadi seorang miliarder. Ini bukan mimpi, melainkan kenyataan hidup.

Adalah Paidi, 37 tahun, warga Desa Kepel, Kecamatan Kare, Madiun, Jawa Timur, yang bukan sekedar dikenal sebagai miliarder, tapi juga dinobatkan sebagai guru budidaya tanaman porang di Indonesia.

Porang merupakan jenis tanaman umbi-umbian dengan nama biologi amorphophallus muelleri. Bernama lain iles iles, yang masih serumpun dengan suweg dan walur.

Semenjak tahun 2010-an, Paidi yang postur dan model rambutnya mirip bintang sepak bola Ruud Gullit, mulai menekuni budidaya porang di tempat kelahirannya.

Perkenalannya dengan porang diawali sejak dia bertemu dengan salah seorang kawan se-panti asuhan di kawasan Kecamatan Saradan, Madiun. Dari situ Paidi dikenalkan bahwa secara ekonomis porang merupakan tanaman yang bermasa depan terang.

Budidaya porang Paidi pun berkembang pesat. Namanya dikenal seantero Nusantara sebagai sosok pembudidaya porang, hingga menjadi seorang miliarder.

Di situlah dia mulai disorot berbagai pihak, baik petani, pengusaha, maupun birokrat. “Puluhan ribu petani se Indonesia silih berganti datang ke tempat saya. Intinya mereka ingin menimba ilmu tentang budidaya porang,” tutur Paidi kepada jurnalis, Kamis 15/4.

Menurut Paidi, para petani yang datang berguru kepadanya itu berasal dari berbagai belahan Indonesia, seperti Bangka Belitung, Sumatera, Sulawesi, Timor, Kalimantan, Papua, Jawa dan pulau-pulau lainnya.

Rupanya bukan hanya para petani yang datang ingin berguru budidaya porang. Namun, para pejabat birokrasi di bidang pertanian pun tak sedikit yang menimba ilmu kepadanya. “Pejabat Dinas Pertanian dari Bangka Belitung dan Sulawesi serta Jawa banyak yang ke sini. Mereka ingin tahu budidaya porang untuk dikembangkan ke petani binaannya,” aku Paidi.

Sedangkan dari segi bisnis, menurut Paidi, tak sedikit para pengusaha baik luar kita maupun luar pulau yang datang mengajak bekerja sama. Umumnya mereka siap memberikan dukungan permodalan, guna mengembangkan porang.

“Dari ribuan petani luar pulau Jawa sudah banyak sekali yang akhirnya berhasil. Akhirnya mereka saya ajak bermitra. Hasil panen saya beli kemudian saya ekspor,” tutur Paidi.

Untuk menaungi kelancaran usahanya, Paidi sejak tahun 2017 mendirikan perusahaan dengan nama PT. Indo Paidi Porang yang bermarkas di Desa Kepel, Kecamatan Kare, Madiun, yang saat ini dijalankan dengan belasan karyawannya.

Dijelaskan Paidi, hingga saat ini pihaknya sanggup mengekspor sebanyak 2.000 sampai 3.000 ton porang setiap tahunnya. Negara yang paling besar menerima ekspor porang adalah Tiongkok dan Jepang.

Diungkapkan Paidi, bisnis porang masih prospektif sampai puluhan tahun mendatang. “Sebab permintaan luar negeri masih terlalu jauh jika dibandingkan dengan ketersediaan barang,” pungkas Paidi.

Reporter: fin
Editor: HJA

Komentar Facebook

Leave a comment

Your email address will not be published.


*