Warga Desa Air Mesu Timur Bukit Nunggal Resahkan Aktivitas Pertambangan Batu Gunung

Tambang batu gunung di Kecamatan Bukit Nunggal, Bangka Selatan (dok. KM)
Tambang batu gunung di Kecamatan Bukit Nunggal, Bangka Selatan (dok. KM)

BANGKA TENGAH (KM) – Aktivitas pertambangan batu gunung di Desa Air Mesu Timur, Kecamatan Bukit Nunggal, Kabupaten Bangka Tengah, yang sudah berjalan sejak tahun 2015, membuat resah masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi pemecahan batu itu.

Kamis 15/11, pantauan KM di lokasi pertambangan Batu Bukit Nunggal, tampak terlihat adanya plang nama perusahaan yakni PT Bumi Warna Agung Perkasa dan PT Vitrama Properti yang melakukan kegiatan pertambangan batu itu. Setelah memantau rumah warga sekitar, banyak rumah warga yang mengalami retak-retak.

Iwan Toto, salah satu warga Desa Air Mesu Timur yang ditemui KM Kamis 15/11 mengungkapkan bahwa retak-retak tersebut akibat “bom” yang digunakan untuk memecahkan batu.

“Akibat aktivitas pertambangan material batu gunung di Bukit Nunggal dengan cara menggunakan pengeboman, rumah kami banyak yang retak-retak efek dari getaran bom tersebut, belum juga debunya,” kata Iwan.

Iwan Toto juga menambahkan bahwa warga Air Mesu Timur resah akibat aktivitas pertambangan tersebut, dan warga juga sudah menyampaikan keluhannya kepada Pemeritah Provinsi maupun penegak hukum.

“Kami merasa resah… sebab efek getarnya lumayan terasa sekali kami rasakan, hal ini pun kami sudah sampaikan secara tertulis ke Gubernur Babel, Bupati Bangka Tengah, DPRD Propinsi Babel, dan DPRD Kabupaten Bangka Tengah maupun instansi-instansi lainnya, namun sampai saat ini pihak perusahaan yang melaksanakan kegitaan aktivitas pemecah batu, belum ada tanggapanya sama sekali kepada warga setempat,” tambahnya.

retak-retak di dinding rumah warga Desa Air Mesu Timur yang diduga dampak dari pertambangan batu gunung (dok. KM)

retak-retak di dinding rumah warga Desa Air Mesu Timur yang diduga dampak dari pertambangan batu gunung (dok. KM)

“Kami hanya berharap agar pertambangan batu ini dapat berhenti aktivitasnya, karena tidak adanya manfaat buat masyarakat di sekitaran Bukit Nunggal itu sendiri,” harap Iwan.

Sementara itu pihak perusahaan dari PT Bumi Warna Agung Perkasa dan PT Vitrama Properti belum berhasil dimintai keterangan.

Reporter: Robi Karnito
Editor: HJA

Komentar Facebook

Leave a comment

Your email address will not be published.


*