KPAI Akan Panggil Penerbit Buku IPS yang Muat Yerusalem Sebagai Ibukota Israel

Kantor pusat KPAI di Jl Teuku Umar, Jakarta (stock)
Kantor pusat KPAI di Jl Teuku Umar, Jakarta (stock)

JAKARTA (KM) – Penulisan buku pelajaran yang ada kekeliruan isi bahkan substansi bukanlah kejadian pertama. Ini sudah terjadi kesekian kalinya dan menunjukkan lemahnya pengawasan terhadap buku-buku ajar, terutama buku SD. Mulai dari adanya konten kekerasan sampai pornografi, dan sekarang kekeliruan penulisan ibukota Israel adalah Jerusalem.

Menurut Retno Listyarti, pengawasan buku ajar mestinya menjadi kewenangan Pusbukur Kemdikbud RI. KPAI akan meminta keterangan kepada Kemdikbud terkhusus Pusbukur, terkait lolosnya buku ini dalan penilaian perbukuan di Pusbukur. “Jika dalam proses penilaian buku tersebut ada kelalaian Kemdikbud maka tentu saja Kemdikbud menjadi pihak yang bertanggung jawab,”ungkap Komisioner bidang pendidikan melalui keterangan pers yang diterima redaksi, Rabu (13/12).

Untuk mengumpulkan data dan penjelasan yang utuh dalam proses penyusunan buku hingga lolos penilaian buku,  maka KPAI berencana memanggil penerbit Yudistira untuk dimintai keterangan pertama terkait kekeliruan dalam buku IPS SD tersebut.  Pemanggillan dijadwalkan pada Senin, 18 Desember 2017, jam 13.30 WIB di KPAI.

Adapun kekeliruan tersebut mencuat setelah pengakuan Presiden AS Donald Trump atas Jerusalem sebagai ibukota Israel menuai kecaman meluas, termasuk di Indonesia. Ibukota Israel yang diakui oleh dunia internasional adalah kota Tel Aviv.

Reporter: Deva
Editor: HJA

Komentar Facebook

Leave a comment

Your email address will not be published.


*